Selasa, 19 Februari 2013

PTK TEMATIK SDN 3 Maparah


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
      Pergeseran  paradigma  dari mengagung–agungkan IQ kepada kecerdasan ganda membawa                                         pengaruh  besar  bagi  guru dalam merencanakan pembalajaran dan yang utama dalam  melaksanakan pembelajaran.Kerena kini guru akan lebih memperhatikan anak didiknya tentang bakat dan kemampuan yang berbeda beda  antara anak satu dengan anak yang lainya.
                               Dr Howard Gardner (dalam sukses merancang pembelajaran Agus Kasiran 2008:3 ) mengatakan bahwa manusia lebih rumit dari apa yang dijelaskan dari tes IQ atau tes apapun ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda dalam bukunya yang berjudul Multifle Intellegence mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan  meliputi : (1).Kecerdasan linguistic Verbal dan (2). Kecerdasan Logika Matematik yang sudah dikenal sebelumnya.Ia menambahkan komponen kecerdasan lainya yaitu (3). Kecerdasan Spatial Visual ,(4). Kecerdasan ritmik music, (5). Kecerdasan kinestetik .(6). Kecerdasan interpersonal, (7). Kecerdasan Intrapersonal, sekarang tujuh kecerdasan itu bertambah lagi dengan kecerdasan naturalis.
                      
              Tipe kecerdasan tidak hanya satu.Setiap orang mempunyai gaya belajar yang unik sama halnya dengan sidik jari, oleh kerena itu sekolah yang efektif harus mengenali secara dini masing masing peserta didik dan kemudian member layanan yang sesuai dengan tipe kecerdasan yang mereka miliki.Peran penting pendidikan dalam mengembangkan kecerdasan minimal ada dua macam,Pertama mengenalinya secara dini tipe kecerdasan setiap peserta didik, Kedua memberikan model layanan pendidikan yang sesuai dengan kecerdasan tersebut  ( mengasah dan mengembangkan kecerdasan semua peserta didik secara optimal).
Dalam proses belajar mengajar, pendidik setidaknya harus memperhatikan kecenderungan kecerdasan potensial masing – masing peserta didik, peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis matematis pasti akan memiliki gaya belajar (learning style),bakan dengan peserta didik yang memiliki  kecerdasan ragawi kinestetis.Peserta didik yang mempunyai kecerdasan ragawi  kinestetis akan merasa lega jika diberikan kesempatan ,untuk terjun kelapangan olahraga atau ketempat latihan tari menari , demikian  juga dengan peserta didik yang memiliki kecerdasan lainya .
Sejalan dengan paparan kecerdasan ganda dan tipe belajar maka kegiatan pembelajaran bagi siswa kelas rendah dari kelas 1,2dan 3 Sekolah Dasar , sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang  mengunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna  kepadaq siswa.  Tema adalah pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan(Poerwadaminta, 1983).
Pembelajaran terpadu berfungsi sebagai wadah ,  ajang atau muara penyatuan konsep konsep yang dikandung beberapa pokok bahasan atau beberapa bidang studi yang harus memiliki keterkaitan dan keterpaduan pemahamanya. Pola ini berawal daari asumsi bahwa batas antar berbagai bidang studi sebenarnya tidak terlalu ketat ,artinya berbagai pengetahuan , keterampilan dan sikap dapat diperoleh dari berbagai bidang studi yang  tidak perlu  dikemas dalam paket – paket terpisah .
Pembelajaran jika dibandingkan dengan pendekatan konvesional , pe3dekatan pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada identifikasi awal tentang kecerdasan ganda dan tipe belajar anak didik.Sehingga dalam rangka implentasi standar isi yang temuat dalam Standar Nasional Pendidikan maka pembelajaran kelas awal  1, 2 dan 3 Sekolah Dasar yakni lebih sesuai jika dikelola dan dikemas melalui pendekatan pembelajaran tematik.
Tetapi , pemberlakuan pembelajaran tematik dikelas rendah Sekolah Dasar dihadapkan  dengan sejumlah kendala diantaranya :

Tidak ada komentar: